Menjadi Kaya Menerbitkan Buku Sendiri
Kebanyakan penulis pasti sangat senang dan bangga bila buku mereka
dijual di toko buku besar seperti Gramedia, Gunung Agung, dan
sebagainya. Seorang teman penulis pemula misalnya, baru-baru ini
berkomentar di sebuah wall Facebook:
“Wah, pasti bangga banget ya, jika buku saya bisa dipajang di Gramedia.”
Memang betul. Pasti ada kebanggaan tersendiri bila buku kita dipajang
di toko buku terkenal dan besar seperti Gramedia. Orang-orang pun lebih
mudah mendapatkan buku kita, sebab mereka tinggal datang ke toko buku
terdekat.
Tapi apakah kebanggaan seperti itu saja sudah cukup?
Untuk menjawabnnya, mari kita lihat sejumlah fakta berikut:
(1) Jika si penulis rajin berpromosi, sudah sering
terbukti bahwa penjualan langsung oleh penulisnya (secara online)
seringkali jauh lebih berhasil ketimbang penjualan di toko buku.
Salah satu contohnya adalah buku Bunda of Arabia yang terjual 800
eksemplar dalam waktu kurang dari 1 bulan, padahal hanya dipasarkan
secara online. Rahasia suksesnya: Para penulis yang tergabung di buku
antologi ini sangat gencar dalam berpromosi.
Contoh lainnya adalah buku Gerbong Kehidupan
karya mbak Diah Kusumawati. Hanya dalam hitungan 10 hari, bukunya sudah
laku terjual sebanyak hampir 300 eksemplar. Padahal (lagi-lagi) hanya
dipasarkan lewat online dan promosi dari mulut ke mulut.
Pak Arvan Pradiansyah yang buku-bukunya selalu best seller pun,
baru-baru ini bercerita pada saya, bahwa buku terbarunya – I Love Monday
– lebih banyak dibeli secara online ketimbang di Gramedia.
Saya juga mengalami hal yang sama. Penjualan buku saya – Cara Dahsyat Menjadi Penulis Hebat – di Gramedia tak terlalu berhasil. Tapi jualan secara online alhamdulillah selalu ramai.
(2) Jika buku kita dijual di toko buku nasional,
maka bagi hasil yang kita terima relatif lebih sedikit, karena pihak
toko buku dan distributor mendapat bagi hasil 50-55% dari harga jual
buku.
Untuk lebih jelasnya, coba deh kita hitung:
Katakanlah biaya cetak buku Anda Rp 10.000(*) pereksemplar. Harga jual Rp 48.000
Bila dijual secara online oleh Anda sendiri, maka Anda bisa mendapat keuntungan Rp 38.000 pereksemplar buku.
Bila buku tersebut dijual di Gramedia, maka 55% dari hasil penjualan
sudah menjadi hak distributor (termasuk toko buku Gramedia).
Artinya
– Bagi hasil distributor = 55% X Rp 48.000 = Rp 26.400
– Biaya cetak = Rp 10.000
– Sisa buat Anda = Rp 48.000 – (Rp 26.400 + Rp 10.000) = Rp 11.600 pereksemplar buku.
Dari hitung-hitungan di atas, Anda pasti bisa membandingkan, mana yang hasilnya lebih besar, bukan?
NB:
(*) Ini hanya angka ilustasi, bukan angka riil. Sebab biaya percetakan buku itu sangat relatif, tergantung banyak hal.
(3) Jika buku Anda ternyata kurang laku, maka ia akan DIGUSUR KE GUDANG, tidak tersedia lagi di rak toko.
Mengapa? Karena toko buku seperti Gramedia tentu berpikir secara
bisnis. Mereka tentu merasa rugi untuk memajang buku yang terbukti tidak
laku. Lebih baik rak buku mereka diisi dengan buku lain yang lebih
laku.
Maka akibatnya: Buku Anda yang masih banyak stoknya tersebut pun
hampir tak bisa lagi dijual. Bagaimana mungkin, buku yang tersimpan di
gudang bisa dijual?
Bila kondisi seperti ini terjadi, tentu akan melahirkan DILEMA BESAR bagi penulis:
Di satu sisi Anda ingin agar sisa stok buku tersebut bisa terjual
sesegera mungkin, karena modal Anda “tersimpan” di lembar-lembar
kertasnya.
Tapi di sisi lain, keberadaannya di gudang membuat buku-buku tersebut
sulit untuk terjual. Anda memang bisa saja meminta si toko buku untuk
menariknya lalu diserahkan kepada Anda. Tapi untuk menarik buku dan
menyerahkannya kepada si penulis (atau penerbit), biasanya butuh biaya
khusus yang jumlahnya tidak sedikit.
Jika demikian kondisinya, bagaimana cara agar modal Anda yang
tersimpan pada lembar-lembar buku tersebut bisa segera berubah menjadi
lembar-lembar uang? Terus terang, caranya tidaklah terlalu mudah
* * *
Nah, demikianlah beberapa fakta tentang penjualan buku di toko buku.
Jadi Teman-teman Sekalian:
Berhentilah berpikir soal rasa bangga atau gengsi semata. Sebab gengsi
dan rasa bangga tak bisa dimakan, tak bisa menghasilkan uang. Padahal
untuk menerbitkan buku secara self publishing, Anda pasti sudah
berinvestasi yang banyak untuk mencetak buku tersebut, bukan?
Jadi Bagaimana Solusinya?
Penulis yang smart (yang baginya gengsi dan rasa bangga tidak terlalu
penting) akan berpikir dengan cerdas dan kreatif. Dia sadar betul,
bahwa dia sudah mengeluarkan modal yang besar untuk menerbitkan buku.
Karena itu dia berpikir seperti seorang pebisnis:
“Saya akan menjual buku saya dengan cara apapun yang
memungkinkan buku saya bisa terjual dengan mudah dan cepat, sehingga
modal saya cepat kembali.”
Tentu tak masalah bila Anda memutuskan untuk menjual buku Anda di
toko buku Gramedia se-Indonesia. Keputusan tentu di tangan Anda.
Tapi setelah membaca penjelasan di atas, saya yakin Anda sekarang mulai berpikir:
“Jika saya memutuskan untuk menjual buku saya di toko
buku Gramedia se-Indonesia, maka saya pun HARUS SIAP UNTUK BEKERJA
KERAS, agar seluruh buku tersebut bisa laris manis DALAM WAKTU KURANG
DARI 2 BULAN, agar tidak sampai digusur ke gudang.”
Adapun jika:
– Anda belum siap untuk bekerja keras seperti yang tertulis di atas
– atau jika modal Anda untuk menerbitkan buku belum terlalu besar
– atau jika Anda belum yakin akan laris tidaknya buku Anda
maka saran saya: Lupakan dulu rasa bangga dan gengsi tersebut. Sebab sekali lagi, gengsi dan rasa bangga tak bisa dimakan
Seperti yang saya jelaskan di atas, bukankah sudah banyak bukti
tentang penulis yang bukunya laris manis, padahal hanya dijual secara
online?
Bila setelah penjualan online ternyata terbukti bahwa buku Anda laris
manis, disambut secara luar biasa oleh masyarakat….. Barulah Anda
dengan PENUH KEYAKINAN bisa mencetak buku tersebut dalam jumlah besar,
lalu mengedarkannya ke toko buku nasional se-Indonesia.
Semoga bermanfaat. Salam Sukses Selalu!
Sumber :
https://jonru.wordpress.com/ Label: Ayo Menulis
5 Rumus Ajaib Menulis Buku
Kalau ada yang bertanya kepada saya, “Apakah menulis buku itu susah?”. Saya katakan, menulis buku itu bisa susah, bisa mudah.
“Maksudnya seperti apa, bu Mita?”
Begini, menulis buku itu susah bila anda belum mengikuti proses
belajar menulisnya. Dan mudah bila anda sudah menempuh proses
belajarnya.
“Bagaimana maksud anda bu Mita, apa bisa dijelaskan lagi?”
Oke baiklah, saya akan menjelaskannya. Di bawah ini adalah 5 tahapan
untuk menulis buku yang harus anda lewati. Dan saya menyebutnya Rumus Ajaib Belajar Menulis Buku. Silakan lahap sampai habis bila anda ingin tahu jawabannya.
1. Knowledge Is Power (Pengetahuan Adalah Kekuatan)
Knowledge is power. Dalam menulis buku, Anda butuh pengetahuan. Bila
Anda tahu cara menulis buku yang baik dan benar, Anda akan sangat
beruntung karena akan ada banyak buku yang akan Anda terbitkan.
Memiliki pengetahuan yang tepat sama dengan memiliki kekuatan yang
besar. Coba bayangkan, bila Anda tahu sebuah tambang emas. Juga Anda
tahu cara mengeksplorasinya, maka Anda akan sangat bahagia. Bahkan Anda
adalah orang yang paling bahagia di dunia ini karena Anda memiliki power
yang luar biasa, pengetahuan.
Untuk mendapatkan pengetahuan, kuncinya hanya satu: Belajar.
Bila suka belajar, Anda akan tahu. Namun sebaliknya, cobalah tidak
belajar, dunia Anda akan gelap. Anda tidak akan bahagia karena Anda
tidak tahu tambang emas Anda.
Begitu pula, untuk mendapatkan pengetahuan menulis buku, kuncinya hanya satu: Belajar.
Bila Anda mau dan suka belajar, Anda akan tahu. Namun bila Anda
menganggap belajar itu mahal, maka cobalah ketidaktahuan. Ketidaktahuan
jauh lebih mahal harganya. Bila Anda tidak tahu bagaimana cara RAHASIA menulis buku
yang baik dan benar, maka menulis buku akan menjadi masalah besar bagi
Anda. Seperti lumrah orang berkata, apa saja yang tidak Anda ketahui,
tidak dapat menolong Anda.
2. Work is a pleasure (Bekerja Itu Menyenangkan)
Work is a pleasure. Bila Anda tahu tambang emas, serta hal yang
berkaitan dengannya, dan Anda bekerja dengan senang hati, maka Anda
telah berada di jalur yang benar. Anda sedang meniti jalan menuju
sukses.
Untuk menciptakan satu buku, Anda harus menulis dengan senang dan
bergembira. Anda harus seperti sedang menangguk emas. Anda harus menulis
dengan ringan dan mengalir, tidak ada beban, tidak ada tekanan.
Namun bila menulis masih terasa berat bagi Anda, berarti Anda belum
menganggap menulis buku sebagai sesuatu yang berharga seperti emas.
Bila demikian, Anda harus tetap menulis, jangan berhenti. Tenang saja
karena merasa berat dalam memulai segala hal adalah biasa. Coba
ingat-ingat lagi saat Anda pindah atau bergaul dengan lingkungan dan
orang baru, Anda merasa berat dan kaku, kan?
Begitu juga dalam memulai menulis, apalagi sudah mulai menulis buku,
Anda akan merasa berat menjalankannya. Akan ada banyak halangan dan
rintangan yang akan merayu Anda untuk tidak menyelesaikan tulisan atau
buku Anda.
Tips untuk keluar dari situasi ini adalah dengan menyadari dan
percaya bahwa, keadaan seperti ini adalah biasa dalam memulai sesuatu.
Untuk menggapai tujuan, orang harus berusaha dan berjuang terlebih
dahulu, no pain, no gain…
3. No Pain No Gain (Bila Tidak Ada Kesakitan, Maka Tidak Ada Hasil)
Akan ada banyak pain (kesakitan), akan ada banyak masalah
sepanjang jalan menuju tambang emas Anda (Gain). Memang demikianlah
aturan mainnya. Dan untuk itu, Anda harus bekerja keras untuk
mengusahakan sesuatu yang sangat Anda inginkan.
Jika semua lancar lancar saja, jika semuanya mudah mudah saja seperti
semudah membalikkan telapak tangan, maka impian Anda mungkin terlalu
kecil, atau sesuatu itu tidak layak diimpikan. Impian yang besar,
biasanya, kesakitan atau tantangannya juga besar!
Apakah Anda pernah atau bahkan sering mendengar pernyataan di atas?
Ya, satu sikap wajib yang harus diambil seorang penulis yang bijak
ketika halangan dan rintangan itu terus menghadang adalah: Terus
berjuang dan Never Give Up, jangan menyerah….
Oke terima kasih telah membaca sampai disini…. Sebelum lanjut, saya mau kasih HADIAH untuk Anda: Ebook 12 Kesalahan FATAL Penulis Pemula. Ebook dahsyat ini telah menginspirasi banyak orang menjadi penulis hebat… silakan klik untuk download.
4. Never Give up (Jangan Menyerah)
Bila sudah mempunyai knowledge,
Anda sudah menulis dengan senang hati,
Anda telah menghadapi banyak masalah dan ia sangat suka menghadang Anda,
maka…
Lakukan terus, never give up, jangan menyerah.
Bila Anda give up maka Anda tidak akan sampai sukses mendulang banyak emas. Anda tidak akan sampai menerbitkan buku.
Jangan mudah menyerah. Sebenarnya, dengan melakukan tiga hal di atas:
Mau belajar, bekerja dengan senang hati, bekerja keras, Anda sudah
dekat dengan puncak kesuksesan. Anda sudah berada di track yang benar.
Pensil, pena, keyboard komputer Anda adalah saksinya. Kursi, meja,
lantai dan dinding kamar Anda telah melihat usaha Anda. Keluarga, teman,
tetangga Anda juga tahu bahwa Anda telah melakukan hal yang benar.
Anda hanya butuh selangkah lagi untuk sukses. Anda hanya butuh
keyakinan bahwa tidak ada yang mustahil dalam hidup ini bila Anda telah
berada di track yang benar.
5. Nothing is impossible (Tidak Ada yang Mustahil)
Percayalah bahwa segalanya adalah mungkin bagi orang yang
sungguh-sungguh. Segalanya akan terjadi bila Anda telah menulis dengan
segenap jiwa, dengan seluruh raga, dengan semua doa.
Apalagi sudah banyak orang yang sukses dalam menulis buku. Anda harus
lebih yakin lagi bahwa Anda pun bisa seperti mereka. Bila sudah ada
satu, dua, tiga orang telah berhasil menangguk emas, maka hal itu
bukanlah sesuatu yang mustahil bagi orang keempat, kelima, keenam untuk
melakukan hal yang sama.
Apakah Anda sepakat dengan pernyataan ini?
Langkah-langkah menulis buku itu sudah jelas. Contoh suksesnya
berseliweran. Tips-tipsnya sudah banyak bertebaran di buku, di internet
dan di pelatihan menulis. Anda tinggal contek dan ikuti semangat dan
kiat-kiat keberhasilan mereka.
Anda harus yakin dan percaya bahwa Anda bisa menangguk emas,
menerbitkan buku kesayangan Anda, seperti orang lain yang telah sukses
melakukannya. Bila Anda yakin, Anda pasti bisa menerbitkan buku Anda.
Bila Anda yakin, jangankan satu buku, seratus buku pun bisa Anda tulis
dan terbitkan.
Semangat!
Demikian 5 Rumus Ajaib Belajar Menulis Buku ini saya tulis. Semoga bermanfaat.
Sumber :
http://caramenulisbuku.com/ Label: Ayo Menulis