Rabu, 09 Januari 2019

7 Tips Menulis Novel

Sebuah novel adalah karangan fiksi dari cerita naratif. Novel yang baik menunjukkan kenyataan, bahkan terkadang lebih luas lagi cakupannya, sehingga pembaca bisa menemukan kebenaran dan rasa kemanusiaan di dunia ciptaan novel tersebut. Tidak peduli jenis novel apa yang ingin Anda tulis – sastra atau komersial, roman atau sains fiksi, peperangan epik atau drama keluarga – Anda akan membutuhkan energi kreatif tanpa batas dan komitmen untuk menyelesaikan draf novel, revisi, dan proses penyuntingannya.

1. Carilah inspirasi. Menulis novel adalah proses yang kreatif, dan Anda tidak akan pernah tahu kapan ide bagus akan datang. Bawalah buku catatan dan pena sehingga Anda dapat menuliskan ide-ide ke mana pun Anda pergi. Anda mungkin akan merasa terinspirasi oleh sesuatu yang Anda dengar di pagi hari, atau saat melamun di kedai kopi. Anda tidak akan pernah tahu kapan Anda akan mendapat inspirasi, jadi bukalah mata dan telinga ke mana pun Anda pergi.
  • Untuk menjadi seorang penulis, Anda membutuhkan inspirasi yang konstan. Terkadang, penulis mengalami kesulitan mencari ide. Masalah ini dialami oleh semua penulis, dan cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan mencari inspirasi.
  • Inspirasi tidak hanya datang dalam bentuk buku, tetapi bisa juga dalam bentuk acara TV, film, atau bahkan kegiatan jalan-jalan ke pameran atau galeri seni. Inspirasi akan datang dalam jumlah tak terbatas!
  • Gunakan buku catatan Anda untuk menulis potongan, paragraf, atau bahkan kalimat yang akan menjadi bagian dari cerita lengkapmu.
  • Pikirkan tentang cerita-cerita yang pernah Anda dengar – cerita-cerita yang diturunkan dari nenek buyut Anda, cerita yang membuat Anda tertarik pada berita, atau bahkan cerita hantu dari masa kecil yang terus membayangi Anda
  • Pertimbangkan momen dari masa kecil atau masa lalu yang Anda ingat, baik berupa kematian misterius seorang wanita di kota Anda, obsesi tetangga tua Anda dengan penyelidikan hewan peliharaan, atau perjalanan ke London yang tidak bisa Anda lupakan. Misalnya, adegan es di "One Hundred Years of Solitude". Adegan ini merupakan pengalaman yang dialami oleh si penulisnya sendiri ketika ia masih kecil.
  • Orang-orang mengatakan Anda seharusnya "menulis apa yang Anda tahu." Yang lain percaya kalau Anda harus "menulis apa yang Anda tidak tahu tentang apa yang Anda tahu." Pikirkan sesuatu dari hidup Anda yang menginspirasi, mengganggu, atau menggelitik – bagaimana Anda bisa menggali topik ini lebih dalam di sebuah novel?
2. Pikirkan "genre" novel Anda. Tidak semua novel benar-benar tergolong suatu kategori tertentu, akan tetapi memikirkan "genre" yang Anda inginkan dan target pembaca sebelum memulai menulis bisa menjadi hal yang bermanfaat. Bacalah semua karangan utama yang termasuk dalam "genre" yang Anda pilih untuk mendapatkan gambaran cara menyusun novel sesuai dengan "genre" yang Anda pilih. Dan kalau Anda belum menentukan "genre" atau berniat untuk membuat lebih dari satu "genre", tidak masalah – yang lebih penting adalah menyadari tradisi yang Anda lakukan dibandingkan terpaku pada satu "genre" tertentu. Pertimbangkan pilihan-pilihan berikut:
  • Novel sastra, yang ditujukan untuk tujuan seni, lengkap dengan tema yang dalam, penuh simbol, dan kompleks. Bacalah karangan klasik milik penulis novel ternama dan gunakan daftar yang membantu seperti The Guardian's "100 Novel Terbaik Sepanjang Masa ".
  • Novel komersial, yang ditujukan untuk menghibur pembaca dan dijual dalam jumlah salinan yang tinggi. Novel ini terbagi dalam banyak "genre", termasuk fiksi ilmiah, misteri, "thriller", fantasi, roman, dan sejarah fiksi. Banyak novel dalam "genre" ini yang dapat ditebak dan ditulis dalam seri yang panjang.
  • Ada banyak gabungan antara novel sastra dan komersial. Banyak penulis fiksi ilmiah, fantasi, "thriller", dan yang lain membuat novel dengan kompleks dan penuh makna seperti penulis sastra. Hanya karena sebuah novel tidak terjual dengan laris bukan berarti novel itu bukan hasil seni.
  • Apa pun "genre" yang Anda sukai atau Anda pilih, Anda harus membaca novel-novel dengan "genre" itu sebanyak-banyaknya kalau Anda belum membaca. Ini akan memberikanmu pemahaman yang lebih baik tentang tradisi yang akan Anda tulis – dan bagaimana Anda bisa menambahkan atau menantang tradisi tersebut.
  • Bagian dari riset (lihat lebih lanjut di bagian bawah untuk mempelajari cara melakukan riset) berarti Anda harus membaca novel-novel lain dengan genre atau tradisi yang sama dengan novel yang akan Anda tuliskan. Bagaimana novel Anda akan berbeda dari novel-novel ini?
4. Pertimbangkan "setting" pada novel Anda. Setelah menentukan "genre" yang ingin ditulis, mulailah membayangkan "latar belakang" untuk novel Anda. Setting tidak hanya berbicara tentang kota tempat kelahiran karakter; tetapi Anda bisa menentukan detail-detail lain di seluruh alam semesta. "Latar belakang" yang Anda buat akan menentukan "tema" dan nada novel Anda, serta mempengaruhi masalah yang dihadapi karakter novel Anda. Pikirkan pertanyaan-pertanyaan berikut sambil Anda mengira-ngira batasan dunia baru yang akan Anda ciptakan:
  • Apakah "latar belakang"nya adalah tempat-tempat yang familiar denganmu di kehidupan nyata?
  • Apakah "latar belakang"nya akan berada di masa sekarang, atau waktu yang lain?
  • Apakah "latar belakang"nya akan berada di bumi, atau tempat lain yang fantasi?
  • Apakah "latar belakang"nya akan fokus pada satu kota atau lingkungan, atau lokasi yang lebih luas?
  • Apakah"latar belakang"nya akan berlangsung selama sebulan, setahun, atau sepuluh tahun?
  • Apakah dunia ciptaan Anda akan berada dalam bayang-bayang, ataukah penuh optimisme?
5. Ciptakan karakter-karakter pada novel. Karakter yang paling penting dalam novel Anda akan menjadi karakter protagonis. Karakter ini harus dibuat dengan sifat dan jalan pikiran yang mudah dikenali. Protagonis tidak harus menjadi seseorang yang disukai banyak orang, tetapi biasanya ia memiliki banyak penggemar sehingga pembaca akan tertarik dengan ceritanya. Salah satu kesenangan dalam membaca cerita fiksi adalah menyadari bahwa diri Anda bisa mengalami dan hidup di dalam dunia tersebut, melalui karakter favorit Anda.
  • Karakter protagonis dan lainnya tidak harus disukai banyak orang, tetapi harus menarik. Misalnya Lolita di Humbert. Anda boleh membuat karakter protagonis yang dibenci banyak orang, asalkan karakter tersebut tetap menarik.
  • Novel Anda juga tidak harus hanya memiliki satu protagonis. Anda bisa memiliki banyak karakter yang melibatkan pembaca, dan bahkan dapat menceritakan cerita dari banyak pandangan.
  • Dunia Anda juga harus dihuni oleh karakter-karakter lain. Pikirkan siapa yang akan berinteraksi dengan karakter protagonis Anda, entah sebagai teman atau lawan.
  • Anda tidak harus benar-benar tahu siapa yang akan menghuni novel Anda ebelum Anda mulai. Seiring Anda menulis, Anda mungkin menemukan bahwa karakter protagonis Anda mungkin adalah karakter figuran yang Anda ciptakan, atau Anda mungkin menemukan karakter baru muncul di bagian yang tak Anda sangka.
  • Banyak penulis novel mendeskripsikan pemikiran karakter mereka sebagai orang yang sesungguhnya, menanyakan pada mereka apa yang akan dilakukan karakter tersebut dalam situasi tertentu dan melakukan yang terbaik untuk "mempertahankan" karakter itu. Karakter Anda harus benar-benar dikembangkan dalam pikiran sehingga terasa alami, untuk membantu Anda mengatur dunia fantasi di dalam novel.
5. Visualisasikan jalan ceritanya. Kebanyakan novel, tidak peduli "genrenya", memiliki konflik. Ketegangan muncul hingga masalah mencapai klimaksnya, kemudian diselesaikan dengan cara tertentu. Ini tidak berarti novel harus selalu memiliki akhir yang bahagia; tetapi hal ini akan memberikan motivasi pada karakter untuk melakukan sesuatu dan menciptakan sarana untuk mengubah dan menjelajahi keseluruhan bagian novel.
  • Tidak ada formula khusus untuk membuat jalan cerita novel yang sempurna. Meskipun pendekatan yang tradisional adalah dengan meningkatkan ketegangan (membangun detail dan ketegangan dalam cerita), masalah (krisis utama dalam novel), dan penyelesaian (hasil akhir dari krisis); ini bukan satu-satunya cara.
  • Anda bisa memulai dengan konflik utama dan mundur ke belakang untuk menunjukkan mengapa konflik ini penting. Misalnya, seorang perempuan pulang ke rumah untuk menghadiri pemakaman ayahnya, dan pembaca mungkin tidak tahu kalau adegan ini akan segera memicu sebuah konflik utama.
  • Novel Anda juga tidak harus benar-benar "menyelesaikan" konflik. Anda boleh meninggalkan akhir yang belum selesai dan menggantung.
  • Novel Anda juga tidak harus linier. Bisa dimulai dari masa sekarang, mundur ke masa lalu dan maju antara masa lalu dan masa sekarang, atau bahkan dimulai dari masa lalu dan melompat dua puluh tahun ke depan – lakukan apa pun yang terbaik untuk menceritakan cerita "Anda". Contoh novel yang tidak linier adalah Hopscotch karangan Julio Cortázar.
  • Bacalah beberapa novel favorit Anda dan ikuti alur ceritanya. Lihat bagaimana novel itu disusun. Susunannya mungkin akan lebih menarik jika novelnya tidak linier.
6. Tentukan sudut pandang Anda. Novel biasanya ditulis dengan sudut pandang orang ketiga atau pertama, meskipun bisa juga ditulis dari sudut pandang orang kedua, atau kombinasi dari ketiganya. Orang pertama adalah "saya" yang diceritakan secara langsung dari sudut pandang seorang karakter; orang kedua, yang lebih jarang digunakan, mengalamatkan pembaca sebagai "Anda" dan memberitahu pembaca dengan jelas apa yang dia lakukan, dan orang ketiga mendeskripsikan karakter atau sekumpulan karakter dari perspektif luar.
  • Anda tidak harus menentukan sudut pandang novel sebelum menulis kalimat pertama. Malahan, Anda mungkin menulis bab pertama – atau seluruh draf novel pertama Anda – sebelum memiliki ide bagus mengenai sudut pandang orang pertama atau ketiga yang lebih tepat.
  • Tidak ada peraturan baku untuk mewajibkan sudut pandang yang lebih baik digunakan untuk tipe novel tertentu. Akan tetapi, kalau Anda menulis novel panorama dengan banyak karakter, orang ketiga dapat membantu Anda mengatur semua karakter yang akan memopulerkan novel Anda.
7. Pertimbangkan untuk mulai dari nol. Meskipun terlebih dahulu menentukan "genre", jalan cerita, karakter, dan "latar belakang" yang ada di kepala adalah hal yang baik, kalau Anda ingin menulis novel, Anda tidak harus terlalu terpaku pada semua detail ini di awal cerita. Anda dapat terinspirasi karena hal-hal sederhana – momen sejarah, sebagian percakapan yang Anda dengar di toko kelontong, atau cerita yang pernah diceritakan nenek Anda. Ini sudah cukup untuk mulai menulis dan membuat sesuatu dari yang Anda ketahui.
  • Kalau Anda terlalu memikirkan detail sebelum menulis draf, Anda mungkin akan mengurangi kreativitas diri sendiri.
Baca Juga :
4 Tips Membuat Draf Novel

Sumber :
https://id.wikihow.com/Menulis-Novel

Label: ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda